Logo

HUBUNGAN RUANG, BENTUK DAN MAKNA PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL SUMBA BARAT

Hariyanto, Agus Dwi and Asri, Altrerosje and Nurdiah, Esti Asih and Tulistyantoro, Lintu (2012) HUBUNGAN RUANG, BENTUK DAN MAKNA PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL SUMBA BARAT. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kristen Petra Surabaya, Surabaya. (Unpublished)

[img]
Preview
PDF
Download (4Mb) | Preview

    Abstract

    Suku Sumba yang mendiami salah satu gugusan kepulauan di Nusa Tenggara Timur terkenal dengan bentukan rumah dengan bubungan atap yang sangat tinggi. Ruang dalam rumah Sumba diatur sedemikian rupa sehingga memiliki organisasi ruang yang sangat jelas. Pengaturan ruang dalam rumah membagi ruang menjadi area pria dan wanita. Fakta yang ada di Sumba terdapat beberapa pola penataan masa permukiman tradisional dan bentuk arsitektur tradisional yang berbeda. Karena itu bentuk rumah, penataan ruang dalam dan massa pada ruang luar arsitektur tradisional Sumba memiliki ke-khas-an yang menarik untuk dikaji secara arsitektural. Pengaruh kepercayaan Marapu terhadap bentuk dan ruang arsitektur tradisional Sumba juga menarik untuk diidentifikasi secara arsitektural. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan ruang dan bentuk pada rumah tradisional Sumba Barat dikaji dari aspek arsitektural dan pengaruh kepercayaan Marapu terhadap perwujudan ruang dan bentuknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis melalui pendekatan identifikasi tatanan antar elemen, ukuran dan keseimbangan, obyek dan pembentuk obyek, identifikasi ruang dan tapaknya (Meiss, 1990). Kemudian penerapan kosmologi di analisa dengan teori upright human body, space, and time (Tuan, 2011). Melalui penelitian ini diharapkan dapat diidentifikasi hubungan ruang dan bentuk pada rumah tradisional Sumba Barat serta konsistensi pengaruh kosmologi dan mitologi terhadap bentuk dan ruang. Dari hasil analisa didapatkan hubungan antara kosmologi, ruang dan bentuk arsitektur Sumba Barat, dengan studi kasus kampung Tarung dan Ratenggaro adalah yang pertama tempat yang paling sakral dalam rumah justru memiliki olahan yang paling sederhana. Yang kedua, dari segi ruang, atribut elemen arsitektur yang lebih sederhana terletak pada bagian atas (menara) yang merupakan ruang sakral pada rumah (tempat bersemayamnya Marapu). Sedangkan bagian tengah merupakan bagian yang memiliki atribut yang paling kompleks, baik dari segi olahan bentuk dan elemen pembentuk ruang. Yang terakhir dari Dari segi bentuk, bagian bawah merupakan bagian yang paling tidak terolah, bagian atas masih memiliki olahan dan aturan dalam proses membangun bentuk. Atribut atau olahan bentuk yang terbanyak terletak pada bagian tengah rumah. Kata kunci: rumah tradisional Sumba Barat, ruang, bentuk, makna

    Item Type: Book
    Subjects: A General Works > AS Academies and learned societies (General)
    Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Architecture Department
    Depositing User: Esti Asih Nurdiah
    Date Deposited: 21 Oct 2013 14:42
    Last Modified: 21 Oct 2013 14:42
    URI: https://repository.petra.ac.id/id/eprint/16223

    Actions (login required)

    View Item