Logo

Jatidiri Arsitektur Indonesia, Regionalisme Dalam Konsep Bhineka Tunggal Ika

Hidayatun, Maria Immaculata (2018) Jatidiri Arsitektur Indonesia, Regionalisme Dalam Konsep Bhineka Tunggal Ika. Arsitektur . K-Media. ISBN 978-602-451-285-9

[img] PDF
Download (7Mb)

    Abstract

    Regionalisme Arsitektur yang semakin digemakan bertalu-talu diantaranya di Indonesia akan berdampak kejut yang tidak bisa dipandang sederhana, demikian Curtis. Teori dasar arsitektur, Regionalisme Arsitektur Indonesia itu, selain memengaruhi cara berarsitektur para praktisi juga akan mengubah arus gerak pengajaran di studio perancangan, di kelas teori dan kritik arsitektur di kampus-kampus arsitektur. Diberbagai diskusi, dalam rangka memahami lokalitas yang menganggap bahwa regionalisme tersebut sebagai potensi, jauh lebih menguntungkan membahas hal ini dibandingkan dengan apa yang selama ini selalu membuai para peserta diskusi untuk saling memperdebatkan faham Arsitektur Moderen dengan faham Arsitektur Post-Modern. Demikian juga jauh lebih menarik bergulat dengan masalah lokalitas, yang penuh kebhinnekaan dalam ke-tunggal ika-an, karena ranah regionalisme selalu menjadi tulang punggung transformasi budaya yang berlangsung secara terus menerus. Sejalan dengan pendapat Curtis, 1985, yang berawal dari pemahamannya terhadap teori dan konsep regionalisme arsitektur, dikemudian hari masalah ini akan selalu terlibat dengan problem �jatidiri� dan regionalisme. Dua aspek ini akan menjadi bagian penting dalam setiap membincangkan masalah psikologis sosial dan fenomena sosiologis masyarakat Indonesia, khususnya yang terkait dengan pertanyaan hubungan antara manusia dengan alamnya. Regionalisme adalah bahasan mengenai teritorial, lingkungan alam, kondisi dan realita politis terkini, masalah adat dan kepercayaan serta bagaimana toleransi agama berintegrasi dengan isu yang sekular, hingga budaya kontemporer. Dalam penelitian Regionalisme Arsitektur sebagai sebuah kajian teoritis bagi pembentukan jatidiri arsitektur Indonesia dibuktikan bahwa teori regionalisme arsitektur �barat� tidak seluruhnya berlaku untuk pemikiran di alam Arsitektur Indonesia. Terdapat perbedaan pemahaman dan pemikiran yang signifikan ditemukan dalam berbagai aspek manakala dipergunakan untuk mengungkap-kan jatidiri. Secara teoritik pemahaman yang berbeda terdapat dalam ranah pemikiran dan latar belakang budaya selain aspek kesetempatan dalam konteks geografis. Namun demikian di dalam penelitian tersebut didapatkan juga bahwa ada kesamanaan yang mendasar dalam parameter universal dan lokal pada ranah epistemologi. �Regionalisme Arsitektur Indonesia� sebagai sebuah teori mengandung tiga parameter, yakni [1] universal, [2] lokal dan [3] jatidiri yang berpedoman pada Bhinneka Tunggal Ika dan merupakan sebuah cara berpikir tentang menguniversalkan yang lokal. Kedudukan regionalisme Indonesia sejajar dengan regionalisme kritis [barat], kalaupun berbeda maka perbedaan itu adalah terkait dengan cara pandang yang dikarenakan faktor �kecerdikan fitriahnya�, kecerdasan bawaan [innata idea] dan/atau tacit knowledge yakni sebuah pengetahuan yang tak terungkap secara keseluruhan [unspoken]. Lokalitas sebagai Realita; Sebuah Pandangan Keindonesiaan Kenyataannya selama ini menunjukkan, baik di ranah pendidikan maupun dalam pergaulan keseharian dan budaya kita, selalu mempunyai sudut pandang yang sangat spesifik yaitu eropasentris. Pandangan terhadap universalitas dan lokalitas pada tataran pengetahuan bertumpu pada pandangan dunia �barat� yaitu mengacu pada pola pikir Eropa dan Amerika, sehingga pemahaman universal adalah versi Eropa dan Amerika. Pengertian tersebut kemudian dianggap sebagai sebuah kebenaran tunggal. Dalam pikiran seperti itu semua yang ada di luar Eropa maupun Amerika dianggap sebagai lokal, liyan. Pandangan dengan cara berpikir �barat� yang seolah-olah adalah sebuah generalisasi ternyata salah, karena sifat universal bukan hanya untuk �barat� saja tetapi sifat universal adalah milik segala bangsa yang ada disetiap sudut permukaan bumi ini. Secara teoritis dasar pemikirannya adalah sama sedangkan yang berbeda adalah sifat dan kelokalannya sebagaimana yang dimaksud dengan tacit knowledge tersebut. Atas nama Universal; Sudut Pandang Eropasentris Parameter universal merupakan pandangan dunia dari sisi manusia per individu, dalam hal ini arsitek, terjadi dimanapun seseorang itu berada. Setiap universalitas selalu memiliki kaki pijakan yakni tempat individu dan kelompok tersebut berada. Maka memahami universalitas adalah berawal pada, atau menunjuk pada, sebuah tempat dan lingkungan sosialnya. Disitulah apa yang disebut sebagai lokalitas atau kesetempatan berlaku secara sama. Parameter lokalitas merupakan pandangan setiap individu yang dipengaruhi oleh lingkungan alam dan sosialnya. Sejalan dengan pengertian itu maka secara epistimologi dasar pemikiran dalam regionalisme arsitektur menurut pandangan barat dan Indonesia adalah sama sebagai pandangan dunia [universal] apa adanya. Kalaupun ada perbedaannya maka permasalahannya adalah pada bumi tempatnya berpijak yaitu dalam hal letak geografisnya, kondi-si klimatologis dan lingkungan sosial budayanya [lokal] serta dalam pengertian struktur sosial dan masyarakat yang bersangkutan. Budaya Bhinneka Tunggal Ika; Sebuah Jatidiri Parameter jatidiri sangat tergantung pada pemahaman lokalitas secara total menyeluruh. Jatidiri sebagai kajian dalam ranah teoritis juga mempunyai pemahaman yang berbeda antara barat dan Indonesia. Eropa dan Amerika merupakan sebuah benua dan lokal bagi keduanya adalah negara-negara dalam benua tersebut. Sementara Indonesia adalah sebuah negara yang tersusun dari daerah-daerah dengan suku bangsanya yang beragam, walaupun demikian tetap mempunyai satu kesemestaan, sehingga merupakan parameter lokal yang unik dan beragam. Keberagaman ini adalah kebhinnekaan yang merupakan kekuatan pemikiran dalam konsep regionalisme. Oleh karenanya regionalisme arsitektur Indonesia, atau yang sering disebut dengan Nusantara, adalah Bhinneka Tunggal Ika. Pada pemikiran yang menyeluruh ini, jatidiri merupakan kekuatan dasar yang akan memberikan ciri dan karakter spesifik terhadap regionalisme arsitektur Indonesia. Sebaliknya secara timbal balik regionalisme arsitektur akan menyumbangkan pemikiran baru yang selalu berkembang kepada pemikiran tentang terwujudnya sebuah jatidiri. Selanjutnya penjelajahan dan penelitian yang berkenaan dengan jatidiri dan regionalisme arsitektur perlu diperdalam untuk mencari dan memformat elemen-elemen arsitektur yang mendukung konsep dan gagasan bagi rancangan karya regional arsitektural baik dalam ranah axiologi maupun praksis. Sedangkan dalam skala yang lebih luas lagi penjelajahan dan penelitian dapat dilanjutkan untuk menemukan regionalisme arsitektur dalam tataran yang lebih besar, yakni regionalisme arsitektur landsekap dan regionalisme arsitektur kota. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat keduanya juga berlandaskan pada konsep dan pedoman Bhinneka Tunggal Ika. Setidaknya, untuk saat ini, teori dasar Regionalisme Arsitektur Indonesia ini dapat dipakai sebagai pegangan dan petunjuk arah dalam berarsitektur yang nantinya akan menjangkau pada praksis berarsitektur Indonesia terutama untuk perancangan bangunan. Penggunaan teori dan rumusan ini dapat dilakukan untuk mencari keindonesiaan dalam berarsitektur sesuai dengan parameter universal dan lokal dalam konteks Indonesia. Sebagaimana uraian di atas bahwa regionalisme arsitektur lebih dari sekadar memakai ulang, mengembangkan bentuk dan rupa terhadap seluruh khasanah arsitektur kedaerahan tetapi menjadikan sisi-sisi kesetempatan dan kesemestaan Indonesia sebagai basis utama berarsitektur. Agar teori dasar ini dapat digunakan untuk mendapatkan sebuah metoda perancangan arsitektur yang dapat digunakan secara paktis, maka perlu pengembangan lebih lanjut melalui serentetan penelitian lanjutan yang lebih menyeluruh guna menemukan petunjuk praktis perancangan arsitektur yang berpedoman pada karakter dan sifat Bhinneka Tunggal Ika.

    Item Type: Book
    Subjects: N Fine Arts > NA Architecture
    Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Architecture Department
    Depositing User: Admin
    Date Deposited: 02 Oct 2019 23:04
    Last Modified: 10 Nov 2020 09:08
    URI: https://repository.petra.ac.id/id/eprint/18471

    Actions (login required)

    View Item