Ong, Mia Farao Karsono (2012) APLIKASI SEMANTIK VERSUS PRAGMATIK PADA BERITA NEWSWEEK. In: Menimang Bahasa, Membangun Bangsa, 5-6 September 2012, Universitas Mataram.
Abstract
Adanya dua pandangan tentang semantik versus pragmatik, yaitu kubu yang berpendapat semantik harus menyatu dengan pragmatik, dan kubu yang berpendapat semantik harus dipisahkan dari pragmatik. Kubu yang berpendapat semantik harus dipisahkan dari pragmatik dicetuskan oleh Frege; Russell; Carnap. Kubu yang berpendapat semantik harus menyatu dengan pragmatik dipelopori oleh Tarski; Montage; Davidson; Katz; Grice. Kubu Katz yang berpendapat semantik harus menyatu dengan pragmatik, mengatakan makna kalimat tidak bisa tanpa mempertimbangkan perannya dalam komunikasi. Beitu kita mengungkapkan tentang makna harus berhubungan dengan penguasaan bagaimana cara bicara/speech act. Hal ini diperkuat dengan pendapat David Lewis, yang mengatakan semantik tanpa kebenaran keadaan bukan semantik. Nada serupa juga dikatakan oleh Grice, bahwa ada dua proses berjalan bersama yaitu proses semantik dan proses pragmatik, makna pembicara adalah masalah keinginan si pembicara yang tidak bisa tercapai maksudnya jika hanya memperhatikan lingkup semantik, oleh karena itu semantik dan pragmatik harus menyatu. Kubu Carnap berpendapat semantik harus dipisahkan dengan pragmatik, karena Carnap menggunakan pendapat Charles Morris tentang aturan tiga disiplin berdasarkan derajat abstrak. Lapisan paling inti adalah abstrak sintaksis, kemudian diikuti dengan abstrak semantik dan terakhir adalah pragmatik. Berdasarkan perbedaan dari dua pandangan inilah makalah ini mengaplikasikannya ke dalam peristiwa yang dimuat pada majalah Newsweek tentang melemahnya nilai tukar dolar Amerika pada tahun 2008.
Actions (login required)